System Proyeksi Peta



Peta merupakan representasi permukaan bumi dengan skala dan ukuran yang lebih kecil pada bidang datar. Proyeksi peta adalah prosedur matematis yang memungkinkan hasil pengukuran yang dilakukan di permukaan bumi fisis bisa digambarkan diatas bidang datar (peta). Karena permukaan bumi fisis tidak teratur maka akan sulit untuk melakukan perhitungan-perhitungan  langsung  dari pengukuran.

Misalnya untuk daerah relatif kecil, dengan jarak kurang dari  20 km, teknik pembuatan peta lebih sederhana sebab pengaruh kelengkungan bumi  dapat diabaikan karena permukaan bumi dianggap datar. Namun untuk daerah sangat luas (hingga ratusan km), kelengkungan bumi harus mulai diperhitungkan, permukaan lengkung bumi tidak bisa lagi diproyeksikan ke dalam suatu bidang datar tanpa mengalami distorsi. Untuk mengantisipasi masalah itu digunakan metode yang disebut proyeksi peta.

Secara sederhana, proyeksi peta merupakan gambaran permukaan bumi atau sebagian bumi pada suatu permukaan datar.

Proyeksi Peta dibagi menjadi tiga yaitu : 

1. Berdasarkan Bidang Proyeksinya

a) Cylindrical / Silinder

Bidang proyeksi yang digunakan adalah silinder. Sumbu simetri dari proyeksi    ini    adalah     sumbu     dari     silinder     yang     melalui     pusat bumi. Proyeksi Mercator merupakan  salah   satu proyeksi silinder paling   umum dan garis khatulistiwa (normal), equator (transverse), atau diagonal (obelique) bisa menjadi garis singgungnya.


b) Conical / Kerucut :

Bidang proyeksi yang digunakan adalah kerucut. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari kerucut  yang melalui pusat bumi.


c) Azimuthal (Planar) / datar

Planar merupakan proyeksi project data peta dalam bidang datar yang menyentuh permukaan bumi. Sebuah proyeksi planar juga dikenal sebagai proyeksi azimut atau proyeksi zenithal.


2. Berdasarkan Ketentuan Geometri

Menurut ketentuan geometrik (jenis unsur yang bebas distorsi ) yang harus dipenuhi, proyeksi peta dibedakan menjadi 3 :

a. Proyeksi Ekuidistan

Jarak antara titik yang terletak di atas peta sama dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)

b. Proyeksi Konform

Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta sama dengan besar sudut atau arah  sebenarnya di permukaan bumi, sehingga dengan memperhatikan faktor skala peta bentuk yang digambarkan di atas peta akan sesuai dengan bentuk yang  sebenarnya di permukaan bumi.

c. Proyeksi Ekuivalen

Luas permukaan yang digambarkan di atas peta sama dengan luas sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)

3. Berdasarkan Kedudukan Bidang Proyeksi

Proyeksi  peta  menurut  kedudukan  bidang  proyeksi  dibedakan menjadi  3, yaitu Proyeksi normal, Proyeksi miring, dan Proyeksi transversal.



Untuk memilih   sistem   proyeksi,   dalam hal  keperluan   pemetaan topografi, perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

a. Kegunaan dan ketelitian peta yang diinginkan

b. Letak geografi, bentuk, dan luas wilayah yang akan dipetakan

c. Ciri-ciri asli yang ingin dipertahankan.







Belum ada Komentar untuk "System Proyeksi Peta"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel